Chapter 3. Membangunkan Beruang Tidur
Suatu sore, awal Juni 2015 di pesisir Mahakam
Insinyur sipil itu baru saja kembali ke meja kerjanya setelah seharian turun ke lapangan. Keringat masih membasahi kulitnya yang semakin gelap korban promo matahari yang selalu hot sale tiap kali ia ke lapangan. Baru saja duduk, ponselnya berbunyi.
“Pak Syaf,” suara perempuan di ujung telpon, “ini phi.”
“Ya, ada apa phi?” Beberapa pekan sebelumnya Syaf juga menerima telpon dari perempuan itu. Phi menyampaikan sebuah berita duka yang sudah ia ketahui beberapa bulan lebih awal. Syaf memang lebih mengikuti perkembangan berita teman-teman lama. Ada berita apa lagi kiranya kali ini, pikirnya.
“Phi baru aja daftar travian. Ikut main lagi ya Pak?”
Syaf membayangkan di ujung telpon sana pemilik suara ini pasti mengucapkan kalimat tadi lengkap dengan cengiran dan menampakkan deretan giginya seperti di emoticon 😀
Beberapa pekan sebelumnya di telponnya yang pertama, jelas-jelas perempuan itu mengatakan tidak akan bermain lagi. Mereka sudah sama-sama menikmati damainya hidup tanpa permainan itu.
“Hehe,” suara dari ujung telpon itu lagi. Benar kan, dia memang sedang nyengir.. “Jadi gimana Pak?”
…
Bagi Syaf, perempuan yang menelponnya itu akan tetap menjadi panglimanya selamanya. Empat tahun sebelumnya, ketika ia pertama kali terjun ke dunia travian, di server pertamanya itulah dia mengenal sosok perempuan di balik id tryme. Swann, alias yang dipakainya waktu itu. Keras kepala, bandel, ngeyelan (eh itu semua sama ya maksudnya), bisa menjadi sangat menyebalkan ketika sudah bicara apa yang menjadi egonya. Tapi itu semua karena memang perempuan itu tahu betul apa yang dia inginkan, dan sangat bisa membuat orang lain bergerak seperti yang dia inginkan.
Swann adalah guru kedua Syaf setelah Lubuk Pakam. Dari guru pertamanya ia belajar dasar-dasar permainan, bertahan, menyerang, memimpin sebuah aliansi kecil yang sebagian besar berisi pemain baru, dan sebagian lainnya adalah klon pemain lain di SW. Hingga kesibukan membuat sang guru ini tak bisa sepenuhnya mengurusi server itu. Syukurlah pada saat itu, sang murid sudah cukup tangguh untuk dilepas sendiri.
Ketika sebagian SW bertag ALS dan sebagian lain bertag RVL, Syaf mengikuti pemikiran seorang Swann bahwa yang layak diperjuangkan adalah kepentingan kuadran. For the land we all live, begitu hasil indoktrinasi yang didapat. Syaf mendeklarasikan aliansinya sebagai Badik SW, pembela siapapun yang memang berjuang untuk SW. Dari guru keduanya ini dia belajar snip dan membaca wave. Syaf adalah murid yang membanggakan siapa pun yang mengajarinya. Bagi Swann, pembelajaran dan perubahan yang membutuhkan waktu dua tahun untuknya, ternyata ditempuh dalam hitungan kurang dari sepuluh minggu oleh Syaf. Nggg… mungkin Swann saja yang terlalu bebal sebenarnya sih…
Apapun itu, prestasi tahun pertama Syaf, baik sebagai perusuh, smart defender, maupun ally organizer layak diberi nilai A. Sehingga setelah Laras, yang phi tulis kedua dalam list ucapan terima kasihnya di profil tryme setelah server berakhir adalah Cadas dan Samrocks. Samrocks adalah ww holder di SW, yang ditumbalkan untuk memegang ww lagi, hasil ulah phi dan Laras untuk mencegah JM menjadi ww holder. Kalau kau masih ingat, kawan, cerita sebelumnya tentang JM.
Syaf mungkin tidak tercantum dalam HoF server itu. Syaf juga memang bukan ‘wong jawa’. Namun sebuah kalimat hasil pengajaran Raden Mas Pandji Sosrokartono Swann sematkan untuk pemilik badik tsb.
Sugih tanpa bandha, Digdaya tanpa aji, Nglurug tanpa bala, Menang tanpa ngasorake
Kaya tanpa harta, Sakti tanpa ajian/ilmu kesaktian, Maju perang tanpa pasukan, Menang tanpa merendahkan orang lain.
Jadi? Jangankan hanya diajak main lagi di server indo setelah menggantung badik. Diajak Swann ke com server seperti setelah s3 ss3 berakhir pun ia sanggupi. Meski itu berarti harus menggunakan google translator setiap kali membaca igm atau hendak menjawabnya…
“Server berapa phi? Kirim saja refflink-nya,” sahut Syaf tanpa berpikir panjang. “Hati-hati phi, kau baru saja membangunkan beruang dari tidurnya.”
…
BERUANG NAKAL pun spawn di SW. Masih dengan doktrin yang dipegang sebelumnya, “For the land we all live.” Bermain karena panggilan Swann. Untuk Swann. Semangat awal server.
Ah, kalau saja manusia bisa tahu apa yang akan terjadi di masa depan, mungkin saat itu Syaf tidak akan pernah mengiyakan ajakan phi untuk register ke server itu…