Lil Happy Family ~ Chapter One

Baca [Daftar Isi] di sini

[Prolog]

 

Chapter One. The Departed

Desember 2011

Malam-malam itu adalah malam-malam yang mencekam. Tanda tanya berulang kali menggelayut di benak mereka yang mendedikasikan permainannya untuk s3 ss3, “Apakah malam ini akan menjadi malam terakhir server ini, dan esok berakhirlah semua cerita…?”

Tidak ada yang menyangsikan saat itu, baik dari belahan dunia travian barat maupun timur yang sedang saling berhadapan, bahwa pemenang era itu pastilah dari timur. Barat hanya membangun dua keajaiban dunia, dengan hammer imut-imutnya sisa-sisa babak belur pertempuran sejak awal server. Sedangkan timur, membangun enam keajaiban dunia, memiliki hammer yang luar biasa dengan arte-arte hebatnya, yang kalau harus meratakan ww barat barang sepuluh kali pun rasanya sanggup.

Yang jadi pertanyaan adalah siapa di antara enam tadi yang akan menyelesaikan pembangunannya lebih dulu dan kapan. Tak kurang dari lima kali orang-orang berfikir, “Inilah akhirnya,” ketika salah satu telah mencapai level 90an, tapi tiba-tiba saja kondisi berubah karena tumpeng terpotong atau pembangunan terhenti karena denah bangunan kuno tercuri.

Adalah laras, phi, dan sandi yang berulang kali membuat mereka yang sudah saling mengucapkan selamat dan bermaaf-maafan di forum menarik kembali pernyataan mereka dan menundanya beberapa waktu lagi. Kata Laras tentang Barat, “Kami mungkin memang tidak akan menang, tapi setidaknya biarkan kami yang menentukan kapan permainan ini boleh berakhir dan kemenangan untuk siapa”. Hammer imut-imut barat benar-benar diatur dengan hemat, cermat, dan bersahaja untuk menurunkan ww timur hingga endgame berlangsung dua putaran. Maklumlah, phi adalah seorang Pramuka yang sangat menghayati Dasa Dharma Pramuka, dharma ketujuh.

Adapun Sandi, dialah Charlie Crokernya barat yang berulang kali menghentikan pembangunan ww timur. Jika Charlie Croker di The Italian Job dengan kerennya mencuri emas dari truk lapis baja yang sengaja diarahkan ke tempat penyergapan, lalu memindahkannya ke Mini Coopers, yang cukup kecil untuk melarikan diri melalui terowongan saluran pembuangan… maka Sandi dengan JM dan anak-anaknya yang mencuri DBK dari para pemilik ww timur agar pembangunan terhenti, lalu memindahkannya ke sebuah id kecil yang del id membawa mati 3 DBK bersamanya… Maaf kalau perbandingannya ga tepat, atau referensi filmnya jadul, itu masih salah satu heist movie terbaik yang pernah ada soalnya.

“Bu, mau lihat id yang mau bawa mati DBK nya gak?” tanya Sandi seraya memberikan id dan password id tersebut. Phi pun membuka id tersebut, dan tiba-tiba mengernyitkan dahinya membaca profil id tersebut.

‘Buat yang ngerasa raid id ini, balikin 400k sda gue, jinx!!!’

Ingatan phi melayang ke awal, menjelang midgame, ketika dia menemukan sebuah id di kuadran yang sama, yang telah beberapa hari inaktif dengan sda penuh. Sebagai galia, para TT di desa phi pun ngences tak terkira. Dan sikaaattt… dalam sekejap mata sda pun berpindah ke tryme, id yang dipegang phi dan laras.

Tak sampai hitungan jam, di grup fb aliansi sebuah protes melayang dari Sandi, pemilik id JM atas diraidnya id yang sedianya akan ia jadikan sebagai hotelnya. Perang kata-kata tak ayal pun terjadi.

Dalam situasi seperti itu, phi langsung ingat sebuah teknik berdebat yang secara psikologis akan menekan lawan bicara. Pertama, jangan gunakan panggilan bro, om, mas atau yang lain, hanya gunakan nama, untuk menunjukkan bahwa kita memiliki kontrol atas lawan bicara kita. Jadi phi langsung membuka argumennya dengan, “Sandi, menurut saya… bla bla bla dan bla.” Kedua, sedikit menegaskan posisinya sebagai ibu-ibu, yang harus berhemat, butuh banyak makan untuk anak-anak di rumah, apalagi harga cabe dan tempe sedang naik, karena biasanya orang akan segan untuk lama-lama berargumen dengan emak-emak yang bawel. Teori dari mana? Sebenarnya tidak ada teori psikologi semacam itu di textbook kuliahan manapun, jadi itu murni teori phi yang secara empiris maupun akademis masih harus dilakukan riset lebih lanjut #gedubrak

Tapi setidaknya itu berhasil untuk Sandi. Protes itu berhenti. Meski hubungan JM dan tryme tidak bisa dikatakan membaik. Phi dan Laras beberapa kali memergoki Sandi sebagai sosok yang melompat-lompat dari barat ke timur, barat lagi dan timur lagi, untuk kepentingan dan keselamatannya sendiri. Siapa yang membuat tryme digangbang oleh trio slipih+1 aliansi dari timur? Sandi. Siapa yang membuat WW barat rata ketika ia mampu mencegahnya? Sandi. Siapa yang berkata punya id di timur yang bisa ia manfaatkan untuk kepentingan barat tapi tak pernah ia buktikan? Sandi.

Menurut phi, Sandi is a witty-dark-devilish doublecross yang sangat ia benci, yang berkali-kali saling menyakiti dan mengkhianati. Tak terbilang juga berapa kali Laras atau phi membongkar rencana Sandi yang menurut phi atau Laras tak pantas dilakukan, balas menyakiti Sandi dengan segala cara, hingga puncaknya, skenario untuk menggagalkan keinginan JM menjadi salah satu pemegang ww di barat.

Semua berubah ketika endgame bergulir kian mendekati akhir. Anak-anak West yang babak belur ternyata tak satupun menjadi quitter. Doktrin bahwa pemenang adalah mereka yang bertahan hingga akhir server nampaknya mampu menjadi penjaga semangat mereka hingga akhir. Entah berapa kali ww rata dan dibangun kembali. Mereka yang unyu-unyu hammernya pun merusuh tanpa takut. Bahkan satu aliansi berisi para pemain baru sukses menjadi produk sniper yang menyelamatkan banyak desa teman-teman West dengan snip/intercept mereka.

Saat itulah Sandi kembali. “Saya hanya ingin meramaikan server ini bersama teman-teman West yang sedang semangat main,” katanya. Tiga DBK yang akan dikubur itu salah satu hasil kerjanya.

Kembali ke profil id pembawa mati DBK tadi, “Jadi dari id inilah semua antara phi dan Sandi berawal,” pikir phi, “dan ternyata berakhir pula di sini”. Ia pun mengklik ubah profil, menghapus kalimat yang menurutnya kasar tadi, dan mengubahnya menjadi “Strength n Honor.”

“Memangnya mengganggu sekali ya profil itu Bu?” komentar Sandi melihat profil editan.
“Ya iyalah,” sahut phi. “Dari midgame, berpuluh minggu itu profil masih dipampang aja rupanya… Dan yang dimaki dengan panggilan jinx di situ siapa?”
“Tryme,” jawab Sandi sambil mesam-mesem.

“Kenapa dulu begitu jahatnya sama tryme Pak?” tanya phi. Ia tak ingat sejak kapan memanggil Sandi dengan panggilan Pak. Yang jelas, ia mengadopsi sebuah nomenklatur (tata cara penamaan) yang aneh memang, memanggil Pak untuk mereka yang di-‘tua’-kan di game atau nama saja bagi selainnya, toleransi memanggil bro hanya berlaku max 3x untuk teman sealiansi, setelah itu opsinya tinggal dua: nama atau Pak.

“Waktu itu saya kira ibu golongan ababil juga seperti Acan.” Phi bengong dengan jawaban kalem seperti itu. Setengah ingin tertawa sekaligus nonjok, tapi untunglah Sandi jauh di Jambi sana.



Itulah Sandi, Joe Sandi, Sandi Aja, Sandi Jambi, Joe Minds, JM, Joe Money, Abinya Zumi Tya:
“A witty-dark-devilish doublecross I hate, but ended up as a sincere friend,” begitu jawaban phi jika ditanya siapa dia. Dan empat tahun kemudian, dia baru membaca kabar meninggalnya Sandi, sangat terlambat karena telah berselang tujuh bulan setelah meninggalnya…

 

Bersambung ke [Chapter 2]

+1
0
+1
0
+1
1