Prolog
Suatu sore, pertengahan Mei 2015
Phi menutup file power point bahan kuliah yang akan ia berikan besok. Tugas mahasiswa yang baru saja ia koreksi ia rapikan di sudut meja. Karena sudah tidak ada lagi tanggungan pekerjaan, ia buka laman media sosial buatan si mas Zuckerberg dan mulai membaca sekilas news feed-nya. Seorang kawan SMU sedang jalan-jalan ke Belanda rupanya, dan memposting 1 album perjalanannya: pamer. Sepupunya yang masih abg update foto profil dengan selfie terbarunya, lengkap dengan gaya mulut dimonyong2in, centil abis. Teman kerjanya yang hobi masak meski kadar kualitas chefnya agak diragukan posting prestasi terbarunya: cake bantat yang sukses dia jejalkan ke mulut suaminya yang sepertinya dengan terpaksa harus mengatakan enak, sungguh sebuah KDRT tak terperi. Para filsuf dadakan, pujangga wannabe update status dengan kata-kata berbunga-bunga. Sisanya adalah share video, atau sekedar informasi siapa me-like apa.
Tapi tunggu… Tatapannya berhenti pada sebuah kabar, Panjul like bla bla bla (sebuah artikel yang ga terlalu penting ditampilkan di sini). “Wah, Panjul?” pikirnya. Lama sekali dia tidak mendengar berita apapun tentang atau dari si Panjul sampai-sampai dia pikir anak itu sudah meninggalkan akun fb nya.
Panjul, begitu cara phi memanggil teman istimewa kita ini, ‘seorang yang tak boleh disebut namanya’. Dia seorang teman bermain di travian: sebuah game yang sudah phi tinggalkan hampir empat tahun belakangan. Dia klik dinding fb si Panjul, dan ternyata memang tidak ada update status apapun dalam 4 tahun belakangan. Tahulah phi, Panjul selalu menggunakan akun fb nya hanya untuk mengintip kabar orang lain dan nge-game, terbukti dengan adanya beberapa info tentang prestasi Panjul dalam Throne Rush yang pasti diposting secara otomatis dari penyedia game. Selebihnya, dinding itu berisi pesan atau status teman-teman lama di travian yang mengetag namanya. Video lucu, video sadis, jualan barang, ajakan main travian lagi, hingga sebuah post menarik perhatiannya…
“Kami dari Keluarga Besar Travian Aliansi YPH-Happy menyampaikan belasungkawa kepada saudara kami Om Joe Sandi Joe Minds (salah 1 petinggi aliansi Alexis Junior- JM). Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aamiin.”
Sebuah pesan dari rekan travian lainnya, lengkap dengan tag segambreng mereka yang pernah bermain bersamanya, termasuk si Panjul
Phi tertegun. Dia ingat Joe Sandi yang dimaksud. Salah satu dari beberapa pemain yang meninggalkan kesan mendalam dalam dirinya empat tahun yang lalu…
Bersambung ke [Chapter 1]